Semua Orang Melakukannya

Kenapa engkau merusak kantor calon kepala daerah yang mengalahkanmu? "Semua orang melakukannya", jawab Bustami, SH.
Kenapa engkau menaikkan nilai proyek pembuatan jembatan hingga berlipat kali? "Semua orang melakukannya", jawab Drs. Hadu.
Kenapa engkau tidak mencegah sebelum orang melanggar rambu, melainkan menunggu di kegelapan untuk mencegat pelanggar? "Semua orang melakukannya", jawab Aiptu Sucatur.
Kenapa engkau bertanya tentang nilai kuitansi yang harus kau tulis kepada konsumen yang membeli material dari tokomu? "Semua orang melakukannya", jawab A Sui.
Kenapa engkau tidak berhenti ketika lampu merah menyala? "Semua orang melakukannya", jawab Felix.
Kenapa engkau tetap membuang sampah ke selokan padahal dulu kita kebanjiran gara-gara selokan mampet? "Semua orang melakukannya", jawab Azas.
Kenapa engau mengubah putaran meteran BBM sehingga angka yang tertera beda dengan jumlah riil liter yang keluar? "Semua orang melakukannya", jawab Dulmartin.
Kenapa saat shuttle cock jatuh ke bidang lapanganmu, engkau sekadar menyaruknya dengan ujung raket juga, mengoperkannya melompati net untuk ditangkap lawan? "Semua orang melakukannya", jawab seorang pebulutangkis senior.
Tidak. Tidak semua orang. Dulu, Rudy Hartono selalu mengambil bola, kadang dengan ujung raket juga, mengoperkannya melewati net untuk ditangkap lawan. Ia bertanggung jawab atas kesalahannya, ia memberi kesempatan lawan untuk sesiap mungkin memulai permainan. Ia memberi tontonan, bukan hasil semata. Rudy memang juara paripurna. Maka ia satu-satunya pebulu tangkis di muka Bumi yang delapan kali memenangi All England.
Kini, bukan hanya keteladanan di bidang bulu tangkis yang tak kita miliki. Di bidang lainpun kita langka panutan. Yang tersaji di televisi, lebih banyak ontoh-contoh tak terpuji.
Ituka alasan kita selalu berkata, "Semua orang melakukannya?". (SL)

Sumber : Lentera, Intisari Edisi September 2008.